Jumat, 04 Juni 2010

Jalan Hidupku


Kemarin malam, aku sempat jalan-jalan online di blog-blog teman-teman yang keren dan sangat inspiratif. Dari mereka aku mengetahui satu lagi kontes blog menarik yang sayang untuk dilewatkan. Walaupun kemampuan menulisku masih pas-pasan, tapi semoga sedikit kisahku ini dapat memberi sedikit warna dalam Kehidupan. Ya Alhamdulillah jika bisa menang... :)

Dan Kisah ini bermula,

Siang itu sepulang sekolah, rumah masih dalam keadaan sepi. Biasanya jam segini adik-adikku sedang bermain di rumah tetangga. Ayahku pun masih di kantor mengabdi pada Daerah. Aku memanggil Ibu. Dan suara lemah itu terdengar. Ibu tidur di kamar belakang. Beliau berselimut dan menggigil. "Kenapa Ibu, ibu sakit lagi?" tanyaku sambil menyentuh dahinya.
"Kupanggilkan nenek ya Bu"
"Tidak usah nak, Ibu hanya kedinginan.. kaki ibu dingin sekali" Ujarnya lemah.
Aku bingung apa yang harus kulakukan. Kuambil sedikit air hangat untuk minum Ibu. Tak tega melihat Ibu seperti sangat tersiksa seperti itu. Kondisi ibu semakin menurun. Dia mengigau dan mengeluh kedinginan. Tanpa berpikir lagi aku berlari menuju rumah nenekku. Dan segera setelah itu nenek dan Pamanku membawanya ke rumah sakit. Ayahku segera di telpon dan berangkat menuju kesana. Aku tidak ikut, karena aku harus menjaga adikku. Aku hanya bisa berdoa, semoga keadaan Ibu cepat membaik. Amin Ya Allah.
1 jam berlalu. "Ya Allah, berilah keselamatan pada Ibuku" doaku dalam hati. Tiba-tiba pamanku datang. "Jeng, ayo ikut.. ajak adik-adikmu" Ujar pamanku. "Kenapa Paman" tanyaku. Terlihat wajah adik Ibuku itu sangat sedih. Matanya merah.

Setiba di Rumah sakit, aku baru tau kalau Ibu kondisinya kritis. Ternyata sakitnya sudah parah. Jantungnya bermasalah. Kulihat alat di tubuhnya sangat banyak. Beliau sungguh tak berdaya. Adikku dan aku hanya bisa menangis melihatnya. Dan Ayah yang menenangkan kami. Dan kenyataan buruk itu datang. Ibu menghembuskan nafas terakhirnya hari itu. Tepat pukul 16.00. tanggal 28 Desember 2002. Hari sabtu. Ibu meninggalkan kami, tiga anaknya. Waktu itu saya kelas 1 SMP. Adik saya yang pertama kelas 2 SD. dan Adik saya yang kedua masih TK. Sungguh duka yang mendalam bagi kami. Kami telah kehilangan Orang yang sangat kami sayangi. Ibu terbaik di Dunia bagi kami. Sebelum kami sempat membahagiakan beliau.

Sejak itu, saya dan adik-adik hanya tinggal bersama Ayah. Beliau kini harus merangkap menjadi Ayah sekaligus Ibu. Beliau memang ayah yang sabar. Beliau selalu sabar membimbing kami. Menenangkan kami, dan menghibur kami saat kerinduan akan Ibu semakin menjadi. Tak ada letih yang pernah terucap dari bibirnya. Pagi-pagi beliau mengantar anak-anaknya sekolah. Aku pun yang sudah SMP masih saja di antarkannya. Sungguh anak yang merepotkan. Waktu istirahat kantor, beliau menjemput saya dan adik-adik. Sungguh kami sangat dekat dengan beliau. Beliau pernah berpikir menikah lagi, namun ada satu syaratnya. Kami harus memilihkan untuknya. Memang kami butuh sosok Ibu, dan kami juga tak tega melihat ayah yang berjuang sendirian. Jika kami, ada Nenek yang juga selalu menjaga kami. Tapi Ayah, beliau sendirian Kami sebagai anaknya, hanya bisa mendukung. Ayah butuh seseorang yang mengerti Beliau. Namun, keinginan itu tak pernah terlaksana.

Sampai 3 tahun setelahnya, tepat beberapa hari setelah peringatan 1000 hari meninggalnya Ibu. Ayahku masuk rumah sakit. Beliau jatuh dari sepeda motor. Walaupun hanya luka kecil, tapi berminggu-minggu luka itu tak sembuh-sembuh. Akhirnya kami dan Keluarga memutuskan agar ayah dirawat di Rumah Sakit. Baru diketahui jika Ayah menderita Diabetes. "Ya Allah, tolong sembuhkan Ayah, aku dan adik-adik berjanji akan menjaga Beliau Ya Allah," Doaku selalu di setiap aku menghadapNya. Walaupun sedang sakit, ayah adalah orang yang kuat. Beliau tetap ceria setiap kami menjenguknya. Dan aku ingat, ketika Ayahku berulang tahun di hari itu, aku dan adik-adik bergantian mencium kening Ayah. Ayah begitu senang saat kami mengucapkan selamat ulang tahun. "Ayah, janji.. setelah Ayah sembuh, kita akan berlibur ya.." Ujar Ayahku sambil tersenyum. "Yang penting Ayah sembuh dulu," Jawabku. Untunglah, keluarga Ibuku tinggal di dekat rumahku. Jadinya Mereka yang selalu membantu kami setiap harinya.

Hari itu, di sekolah ada acara Keagamaan ketika Pamanku ke sekolah. Aku tersentak ketika namaku dipanggil dari pengeras suara bahwa aku dipanggil menuju ruang Guru. Dalam hati aku bertanya-tanya. "Ada apa?""Semoga tak ada apa-apa". Sampai di rumah aku begitu kaget. Rumahku sudah ramai, Banyak orang-orang menangis. Nenekku menghampiri sambil berlinang air mata. Kejadian itu terulang lagi. Kini Ayahku yang meninggal Dunia. Tadi pagi Keadaannya menurun dan Akhirnya meninggal. Ayahku meninggal Bulan Oktober 2005. Lukaku terbuka lagi. Sungguh tak dapat di bayangkan. Dan susah tuk di ceritakan rasanya. Aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa Ya Allah.. Ku dekap adik-adikku yang juga menangis. Semua orang menghibur kami. Tapi, kami begitu terluka. Kini tak ada lagi tempat kami bernaung. Tempat kami bercerita. Aku tak berani melihat wajah Ayahku. Tapi semua keluarga menenangkanku. "Ayo Jeng, ajaklah Adik-adikmu membaca Yasin di Dekat Ayahmu" Kata seorang keluargaku. Akhirnya Aku berani melihat wajah Ayah yang telah terbujur kaku. Aku tak tau bagaimana masa depanku dan adik-adik tanpa Beliau. Tapi aku harus kuat, Jika aku yang lebih tua saja berlarut-larut dalam kesedihan, bagaimana dengan adik-adikku. Aku harus jadi contoh buat mereka.

Kini 5 tahun berlalu. Dan hampir 8 tahun sejak Kepergian Ibu. Aku masih Ingat persis wajah mereka. Kenangan tentang mereka bukan untuk dilupakan tetapi untuk dikenang. Sejak kematian Ayah sampai sekarang, aku tinggal bersama Nenek dan keluarga Pamanku. Mereka sungguh baik dapat menerima kami seperti anak-anak mereka sendiri. Alhamdulillah Ayah masih meninggalkan uang Pensiunan, sehingga sangat membantuku mencukupi kebutuhan sehari-hari. Aku sudah lulus SMA 2 tahun lalu, dan Adik-adikku sudah menginjak sekolah menengah pertama. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kini Nenekku yang tinggal satu-satunya nenekku yang selalu menjaga kami. Kami begitu menyayanginya. Begitu pula Keluargaku yang lain. Aku sungguh bahagia masih memiliki keluarga di Dunia yang sementara ini. Semoga kami semua selalu diberi Kesehatan, dan diberi Umur yang berguna dan Barokah.

Ayah, Ibu..
Maafkan anak-anakmu ini..
Kami belum sempat membahagiakanmu..
Kami hanya anak-anak biasa ..
Tak pernah membanggakanmu..
Kami tak akan pernah bisa membalas semua jasamu..
Hanya doa yang bisa kupanjatkan untukmu..

Ya Allah Ya Tuhanku...
Ampunilah dosa Kedua Orang Tuaku..
Maafkanlah segala Khilaf mereka..
Terimalah segala Amal Perbuatan mereka...
Tempatkan mereka di sisiMu Ya Robbi..


Ayah .. Ibu..
Doakan kami ya...
Semoga kami bisa menjadi seperti yang Ayah Ibu inginkan..
Menjadi Orang yang Berguna Bagi Agama, Nusa dan Bangsa...
Dan Kita bisa bertemu di JannahNya Kelak..
Amin.....

***

Setiap Orang memiliki Jalan Hidupnya masing-masing. Walau ada yang terasa pahit. Namun, kita harus selalu bersyukur. Allah sudah menakdirkan yang terbaik untuk kita. Walaupun kita merasa Jalan Hidup kita sangat sedih. Tapi pasti ada yang lebih di bawah kita. Dan keinginanku saat ini, semoga aku bisa membahagiakan Keluargaku dan adik-adikku. Doakan ya teman...
Hidup ini hanya sementara, jangan dibuat susah... Aku setuju tuh sama liriknya D'masiv...

syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah

tetap jalani hidup ini

melakukan yang terbaik
....

Jangan Menyerah!!! go go go Spirit.....

Jum'at, 4 Juni 2010. Ditempat kerja. Tanpa Air Mata. Yang ada hanya harapan. Semangat!!! ^_^

Sepenggal Kisah ini diikutkan dalam lomba "Berbagi Kisah Sejati" yang diadakan anazkia.blogspot.com disponsori oleh denaihati.com . Terima Kasih.. semoga bermanfaat untuk semua...

9 komentar:

  1. Assalamu'alaikum...

    Syukron sudah berpartisipasi. Linknya saya ambil, dan dikirmkan ke juri :)

    Subhanallah... tetep semangat yah :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Subhanallah..
    Ternyata 'Ajeng yg ini' belum ada apa-apanya dibanding dg 'Ajeng yg itu'.. Tetap semangat ya Dek, percaya bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya (Bahagia bisa mengenal seorang ajeng lain yg begini tegar)

    BalasHapus
  4. Mbak kisahnya luar biasa semangat ya.
    Salam kenal dari shasa cantik.
    Semoga menang lombanya.

    BalasHapus
  5. @Mbak Anazkia : Makasih mbak, mau mampir di blog yang jelek nie.. ya dunk.. Harus tetap semangat!!
    @mbak Ajeng : hehe, Nggak juga mbak.. Aku senang sekali bisa kenal dengan teman2 yang keren2 sperti mbak2... Mohon bimbingannya ya..
    @Shasa : makasih shasa imut.. udah mampir di blog kakak yg jelek ini.. salam kenal juga ya...

    BalasHapus
  6. hoho
    lg mw ikut lomba juga
    hehe
    selamat
    dan semangat!
    Oh
    semoga...
    Menang!

    BalasHapus
  7. @Mbak Widi: Iya mbak.. hehe.. coba-coba n mw belajar nulis mbak.. coz klo nulis biasanya acak-acakan.. :)
    Amin.. Makasih mbak..

    BalasHapus
  8. hialah, kok jadi merendah githu. jelek atau bagus, yang penting semangat nulis :)

    BalasHapus
  9. yups... makasih banyak mbak...

    BalasHapus

Hai Sobat.. Jangan lupa memberi komentar ya...
terima kasih..